Dzikir berasal dari kata dzakara, yadzukuru atau dzukr/dzikr yang memiiliki arti perbuatan dengan lisan (menyebut, menuturkan, mengatakan) dan dengan hati (mengingat dan menyebut). Kemudian ada yang berpendapat bahwa dzukr (bidlammi) saja, yang dapat diartikan pekerjaan hati dan lisan, sedang dzkir (bilkasri) dapat diartikan khusus pekerjaan lisan.
Selanjutnya, secara istilah sendiri, pengertian dzikir tak terlalu jauh dari makna-makna lughawi. Di dalam kamus modern seperti al-Munawir, alMunjid, dan sebagainya, sudah pula menggunakan pengertian-pengertian istilah seperti adz-dzikr dengan arti bertasbih, mengagungkan Allah swt. dan seterusnya.
Berdzikir merupakan hal yang telah umum di dalam Islam. Banyak ayat Al-Qur‟an yang berisi perintah Allah SWT. agar manusia senantiasa berdzikir mengingat-Nya. Beberapa di antaranya adalah surat An-Nisa‟ ayat 103, Al-Ma‟idah ayat 4, Al-Hajj ayat 36 dan Al-Jumu‟ah ayat 10.
Oleh sebab itu, berdzikir telah menjadi suatu bentuk kegiatan atau ibadah yang dilakukan umat muslim yang juga dapat memperoleh pahala. Maka dari itu, akan baik jika dilakukan. Agar dapat mengetahui secara lebih rinci, berikut ini kami telah rangkum pengertian dzikir beserta bentuk dan keutamaannya, yang dilansir dari Jurnal IAIN.
Pengertian Dzikir
Pengertian dzikir sendiri memang bermacam-macam. Menurut Syekh Abu Ali ad-Daqqaq, dzikir adalah tiang penopang yang sangat kuat atas jalan menuju Allah SWT. Dzikir juga telah menjadi suatu landasan bagi siapapun yang melakukannya.
Tak ada seorangpun yang bisa mencapai Allah SWT kecuali bagi mereka yang terus-menerus berdzikir kepada-Nya. Perlu diketahui, bahwa dzikir sendiri juga memiliki bentuk-bentuk serta keutamaan jika kita jalankan. Oleh sebab itu, sebagai umat muslim tentunya Anda perlu mengetahui selain dari pengertian dzikir itu sendiri.
Bentuk-bentuk Dzikir
Pengertian dzikir juga akan lebih lengkap jika kita juga mengetahui bentuk-bentuk dari dzikir itu sendiri. Ibnu Ata‟, seorang sufi yang menulis al-Hikam (Kata-Kata Hikmah) membagi dzikir atas tiga bagian: dzikir jali (dzikir jelas, nyata), dzikir khafi (dzikir samar-samar) dan dzikir haqiqi (dzikir sebenar-benarnya)
1. Dzikir Jali
Dzikir Jali merupakan suatu perbuatan mengingat Allah SWT dalam bentuk ucapan lisan yang mengandung arti pujian, rasa syukur dan doa kepada Allah SWT yang lebih menampakkan suara yang jelas untuk menuntun gerak hati. Mula-mula dzikir ini diucapkan secara lisan, mungkin tanpa dibarengi ingatan hati. Hal ini biasanya dilakukan orang awam (orang kebanyakan). Hal ini dimaksudkan untuk mendorong agar hatinya hadir menyertai ucapan lisan itu.
2. Dzikir Khafi
Merupakan dzikir yang dilakukan secara khusyuk oleh ingatan hati, baik disertai dzikir lisan ataupun tidak. Orang yang sudah mampu melakukan dzikir seperti ini merasa dalam hatinya senantiasa memiliki hubungan dengan Allah SWT.
Ia selalu merasakan kehadiran Allah SWT kapan dan di mana saja. Dalam dunia sufi terdapat ungkapan bahwa seorang sufi, ketika melihat suatu benda apa saja, bukan melihat benda itu, tetapi melihat Allah swt.
Artinya, benda itu bukanlah Allah SWT, tetapi pandangan hatinya jauh menembus melampaui pandangan matanya tersebut. Ia tak hanya melihat benda tersebut akan tetapi akan menyadari adanya khalik yang menciptakan benda tersebut.
3. Dzikir Haqiqi
Merupakan dzikir yang dilakukan dengan seluruh jiwa raga, lahiriah dan batiniah, kapan dan dimana saja, dengan memperketat upaya memelihara seluruh jiwa raga dari larangan Allah SWT dan mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya. Selain itu tiada yang diingat selain Allah SWT. Untuk mencapai tingkatan dzikir haqiqi ini perlu dijalani latihan mulai dari tingkat dzikir jali dan dzikir khafi.
Keutamaan Dzikir
Setelah kita mengetahui apa pengertian dzikir beserta bentuk-bentuk dzikir tersebut, ada baiknya kita juga mengetahui apa saja keutamaan dari dzikir tersebut. Terdapat beberapa keutamaan dalam menjalankan dzikir seperti :
1. Terlindung dari Bahaya Godaan Setan
Setan memang tak akan pernah berhenti untuk menjerumuskan manusia dari Rida Allah SWT. Segala bentuk godaan akan diumpamakan kepada manusia agar lalai dan terlena. Karena itu, dengan berdzikir kita memohon kepada Allah supaya terlindung dari godaan setan yang terkutuk.
2. Tak Mudah Menyerah serta Putus Asa
Adanya permasalahan ini sejatinya untuk menguji sejauh mana tingkat keimanan seseorang. Bagi yang tidak kuat menanggung permasalahan tersebut, acap kali cenderung berputus asa.
Padahal, berputus asa adalah perbuatan yang dilarang oleh Islam. Dengan berdzikir, akan membantu kita dalam memudahkan mencari jalan keluar dalam suatu masalah dan tak mudah putus asa.
3. Memberi Ketenangan Jiwa serta Hati
Segala gundah dan resah bersumber dari bagaimana hati menyikapi kenyataan. Jika hati lemah dan tak kuat menanggung beban hidup, besar kemungkinan yang muncul adalah suasana resah dan gelisah.Artinya, tidak tenang.
Ketidaktenangan juga bisa timbul akibat perbuatan dosa. Hati ibarat cermin dan dosa adalah debu. Semakin sering berbuat dosa, semakin memupuk debu yang mengotori cermin. Karena itu, untuk meraih ketenangan jiwa dan hati kita dianjurkan untuk memperbanyak zikir
4. Mendapatkan Cinta Serta Kasih Sayang Allah SWT
Allah memiliki sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Kedua ini berasal dari suku kata ar-rahmah yang berarti kasih sayang. Kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya begitu luas. Oleh sebab itu, kasih sayang Allah harus kita raih dengan memperbanyak dzikir.
Reporter : Rakha Fahreza Widyananda