Selepas musibah jatuhnya pesawat Sriwijaya Air, muncul slogan yang kini viral di jagad sosial media. setinggi apapun aku terbang tidak akan mencapai surga bila tidak shalat lima waktu. Ya, slogan ini diupload dalam status whatsapp seorang pilot muslim yang turut menjadi korban dalam kecelakaan tersebut.
Slogan ini menjadi hikmah yang sangat besar bagi komunitas muslim Indonesia. Seorang muslim bisa saja terus bekerja keras, berikhtiar untuk mendapatkan apapun yang mereka inginkan. Namun seorang muslim tak boleh lupa, bahwa setiap hasil yang mereka dapat bukan murni berasal dari usaha mereka. Semua hal terjadi karena kehendak Allah Yang Maha Kuasa.
Hal ini seringkali termention dalam Al Qur’an. Salah satunya lewat sepenggal kisah tentang penciptaan Nabi Adam a.s. dan bagaimana usaha Syaitan dalam menggoda manusia pertama di dalam semesta itu.
Difirmankan dalam surah berikut,
وَاِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلٰٓٮِٕكَةِ اِنِّىۡ جَاعِلٌ فِى الۡاَرۡضِ خَلِيۡفَةً ؕ قَالُوۡٓا اَتَجۡعَلُ فِيۡهَا مَنۡ يُّفۡسِدُ فِيۡهَا وَيَسۡفِكُ الدِّمَآءَۚ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَـكَؕ قَالَ اِنِّىۡٓ اَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُوۡنَ
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q. S. Al-Baqarah : 30)
Jika melakukan pendekatan secara logika pada ayat di atas, maka Allah Azza wa jalla berfirman akan menciptakan seorang khalifah (pengganti) yang akan bertempat di bumi. Pada ayat berikutnya, Allah Azza wa jalla telah menciptakan Nabi Adam a.s. dan mengajarkan kepada beliau nama-nama semua benda di alam semesta. Kemudian Allah menyuruh malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam a.s., singkat cerita, semua bersujud kecuali Iblis yang termasuk dalam golongan kafir. (Ref : Al Qur’an surah Al Baqarah ayat 31-34)
Keunikan logika dimulai dalam Al Qur’an—masih di surah yang sama, Al Baqarah ayat 35-38, yaitu ketika Nabi Adam a.s. dijelaskan sempat tinggal beberapa saat di dalam surga. Berlanjut kisah Syaitan melakukan tipu daya sehingga tergelincirlah Nabi Adam a.s dan Siti Hawa sehingga mereka diperintahkan untuk turun ke bumi. Allah Azza wa jalla ‘memang’ menciptakan khalifah (Nabi Adam a.s.) untuk berada di bumi (Q.S. Al Baqarah : 30). Maha Benar Allah dengan segala firmannya.
Apa yang bisa kita koneksikan dari sepenggal kisah ini dengan klaim bahwa semua terjadi atas kehendak Allah? Bila kita melihat dari karakter Syaitan, ia sangat berusaha menggoda Nabi Adam a.s. sampai-sampai beliau tergelincir dan menjadi orang yang dzalim. Namun yang perlu diketahui oleh seorang muslim adalah, Nabi Adam a.s. turun ke dunia bukan karena Syaitan berhasil menggelincirkan keduanya, tetapi karena Allah Azza wa jalla yang mengizinkannya. Allah Azza wa jalla berkehendak atas tindakan Syaitan.
Ingat statement Allah Azza wa jalla, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Dan Nabi Adam a.s. benar-benar turun ke bumi untuk menjalankan misi kekhalifalan.
A. P.
Depok, 15 Jumadil Akhir 1442 H / 28 Januari 2021 M