Bayangkan ketika anda sedang membuka kardus-kardus lama. Lalu anda menemukan sebuah foto kusam yang menampilkan anda berpose riang bersama teman-teman semasa SMA. Senyum mulai merekah dibibir anda. Mengingat betapa bahagianya anda di masa-masa itu. Tiba-tiba terbersit dalam benak anda, bagaimana kabar mereka yang berpose bersama anda di dalam foto? Apakah mereka sehat? Apakah mereka sudah punya anak? Apakah mereka sudah menjadi orang sukses?
Ya, ‘people come and go’, orang-orang datang dan pergi. Mari kita menghitung mundur. Dari ilustrasi di atas, kita bisa menghitung jumlah waktu yang Allah anugerahkan kepada kita. Kira-kira sudah berapa banyak orang yang kita kenal? Berapa banyak pertolongan dan kebaikan yang telah mereka berikan? Mulai dari masa ketika SMA, berlanjut ke Perguruan Tinggi, mungkin juga anda sempat ikut kursus, lalu akhirnya melamar dan bekerja.
Sosok yang anda temui hari itu bisa jadi hanya sekadar lewat, atau mungkin benar-benar menetap. Semua itu karunia dari Allah SWT sebagai mana termaktub dalam surah berikut,
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِير
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” (QS.Al-Hujurat:13)
Adalah rezeki, ketika kita dipertemukan dengan orang-orang yang bisa kita sebut teman atau sahabat. Apalagi kalau sahabat tersebut adalah saudara seiman. Karena rasa sayang atau empati yang muncul di dalam hati sahabat bisa menjadi rahmat ataupun pertolongan dari Allah SWT. Lewat perasaan itu manusia bisa saling mengertu, membantu, tolong-menolong satu dengan lain.
Tetapi bagaimana jika persahabatan yang sudah terjalin harus merenggang karena jarak? Manusia dengan kesibukkannya berpotensi lupa pada orang-orang yang mungkin pernah tertawa atau tersenyum tulus membantu di masa lampau. Bagaimana cara agar silaturahmi tetap terjaga, sementara kita tak bisa terlalu sering menemui teman-teman dari masa lalu. Islam tentu saja memberikan solusi untuk kerinduan semacam itu,
Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ
“Sesungguhnya doa seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendoakan saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan doanya. Tatkala dia mendoakan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata: Aamiin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi.” (HR. Muslim, no. 2733) Berdasarkan hadist tersebut seorang muslim/muslimah dapat meningkatkan kualitas tali persaudaraan dengan mendoakan teman ataupun sahabatnya. Ini adalah fakta yang indah, berasal dari Rasulullah SAW yang harus kita teladani. Tentunya kita akan senang apabila di akhirat kelak mendapatkan syafa’at dari Rasulullah dan bertemu kembali dengan sahabat-sahabat kita di dunia, bukan?
Oleh A. P.
Cipete, 08 Januari 2021
Referensi : https://muslim.or.id/45173-persahabatan-yang-sampai-ke-surga-selamanya.html