Sekarang ini banyak kalangan yang merasa khawatir akan ketidakpastian masa depan. Terutama tentang keadaan finansial. Secepat mungkin masyarakat memproteksi diri dengan ikut asuransi. Juga tak sedikit yang ingin memutar hartanya dengan ikut serta dalam jasa investasi. Kekhawatiran tersebut wajar adanya, karena sesuai dengan firman Allah SWT,

”Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS. Al Baqarah : 155)

Dalam kaca mata seorang muslim/muslimah tentu saja makna kekhawatiran bisa jadi berbeda-beda. Namun berdasarkan ayat Al Qur’an di atas, kekhawatiran menjadi sesuatu yang wajar dan menjadi anugrah dari Allah SWT karena terdapat kata-kata ’berita gembira bagi orang-orang yang sabar’.

Masa depan memang tidak pasti, tetapi dalam pandangan Islam, orang yang melakukan investasi/asuransi belum tentu terhindar dari musibah kelaparan apalagi selamat dari kematian. Investasi dunia, hanya berlaku di dunia. Katakanlah usia terpanjang manusia di dunia ini adalah 146 tahun. Maka usia investasi/asuransi yang bisa dinikmati oleh manusia yang bersangkutan hanya sebatas angka tersebut.

Kenyataannya Allah SWT menawarkan sesuatu jauh lebih menguntungkan dari investasi/asuransi buatan manusia.

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya.” (QS. As Shaff : 10 & 11).

Makna jihad dalam pengertian yang luas juga mencakup beribadah kepada Allah dengan membantu saudara seiman dan fakir miskin. Merujuk pada pengertian tersebut, investasi menguntungkan yang dimaksud adalah berinfaq, bersedekah dan berzakat, mengeluarkan harta di jalan Allah SWT. Manusia dengan segala kekayaan yang ada dalam dirinya, diberikan tawaran yang luar biasa indah dari Rabb-nya.

Ada banyak sekali ayat Al Qur’an yang menjabarkan fadhilah/keutamaan (dalam bahasa zaman sekarang keuntungan) bagi muslim/muslimah apabila berinfaq dan bersedekah, bahkan jika itu hanya sedekah senyuman. Salah satu ayat Al Qur’an yang terkenal adalah,

“Perumpamaan (infak yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al-Baqoroh : 261)

Hal yang patut digaris bawahi ialah, investasi di jalan Allah SWT tidak terbatas pada waktu di  dunia saja. Dengan karunia, rahmah dan kebesaran Allah SWT, berkah yang turun pada manusia yang berzakat, berinfaq dan bersedekah dapat everlasting, berlanjut sampai dengan kehidupan akhirat kelak. Pemaknaan ini didukung oleh hadist-hadist Rasulullah SAW,

Sedekah dapat memisahkan diri dari neraka.

Nabi SAW bersabda:

“Bersedekahlah kamu sekalian, karena sesungguhnya sedekah itu pemisah dari neraka“. Bersedekah itu tidak hanya harta, jika memiliki makanan, pakaian, atau hal apapun yang bisa bermanfaat untuk orang lain juga termasuk sedekah.

Nabi bersabda: “Jauhkan dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan (sedekah) sebutir kurma“. (Muttafaqun ‘alaih)

Orang yang bersedekah akan mendapat naungan pada hari akhir

Salah satu jenis manusia yang akan mendapatkan naungan pada hari akhir yakni orang yang gemar bersedekah. Namun ia menyembunyikannya dari tangan kirinya. Nabi SAW bersabda:

 “Seorang yang bersedekah dengan tangan kanannya, maka ia menyembunyikan amalnya itu sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya“. (HR. Bukhari)

Sedekah dapat memadamkan panasnya alam kubur

Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya sedekah itu benar-benar akan dapat memadamkan panasnya alam kubur bagi penghuninya, dan orang mukmin akan bernaung dibawah bayang-bayang sedekahnya“. (HR. At-Thabrani)

Sedekah merupakan salah satu amal yang tidak putus sampai mati

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi SAW bersabda: “Apabila anak cucu Adam itu mati, maka terputuslah semua amalnya, kecuali tiga perkara yaitu: Shodaqoh jariyah, anak yang sholeh yang memohonkan ampunan untuknya (Ibu dan bapaknya) dan ilmu yang berguna setelahnya“.

Dari sumber-sumber di atas, tak patut seorang muslim/muslimah merasa khawatir berlebih terhadap kebutuhannya di dunia dan malah melupakan kebutuhannya di akhirat. Padahal muslim/muslimah selalu diwanti-wanti, bahwa ada kehidupan setelah mati. Jika sekiranya keyakinan seorang  kuat terhadap apa yang disampaikan Allah dan RasulNya, seorang muslim/muslimah haruslah merasa khawatir. Bukan hanya dunia yang perlu diproteksi, melainkan akhirat yang belum jelas rupanya nanti. Segeralah melakukan investasi cerdas untuk masa depan yang tak terbatas.

Jakarta, 28 Desember 2020

Sumber :
Al Qur’an Nur Karim
Hadist Rasulullah SAW
(https://news.detik.com/berita/d-3489763/mbah-gotho-dan-daftar-manusia-dengan-umur-terpanjang-di-dunia)
(https://pengusahamuslim.com/2053-perniagaan-yang-tidak-akan-merugi.html)