Rudi tafakur dalam kesunyian diri di tengah malam, saat orang hanyut dalam lelapnya kenikmatan dan tidurnya. Ia terhenyak saat mendengarkan Tarhim dari pengeras masjid di Meruyung menandakan waktu menjelang Subuh kan datang.
Dalam bait-bait indahnya rekaman suara Syaikh Mahmud Khalil Al Husairi – qori trend setter dan legendaris dari Mesir membacakan dengan nada merdu … terasa menusuk kalbu: “washsholaatu wassalaamu ‘alayka…yaa Rasulullooh…
Yaa man asro bikal muhayminul laylan niltamanilta wal anaam…(dan shalawat dan salam untuk-Mu ya Rasulullah SAW, wahai manusia Yang ‘berjalan’ di tengah malam saat manusia-manusia lain tertidur pulas…)
Betapa beliau dengan bijak mengingatkan pada kita beberapa hal :
1. Hubungan vertikal janganlah kita tinggalkan dan tanggalkan,
2. Membaca shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW bukan hanya sekedar bukti konsistensi kita sebagai umatnya, justru membuktikan mahabbah pada beliau sekaligus mendapatkan syafaatnya.
3. “Berjalan” pada saat orang “tertidur” kiasan dalam uslub yang bermakna dalam:
a. Jadilah orang sadar dan tahu posisi sebagai makhluk-Nya yang taat asas pada aturan-aturan-Nya, ayat-ayat suci Al Quran, pada ajaran suci-Nya.
Sementara orang-orang pada mabuk dan terpesona dengan kemilaunya dunia, asyik masyuk dengan kecerdasan intelektualnya, mendewadewakan pimpinannya dan kehidupannya.
Sedangkan ia menutup mata bathinnya atas nuurun ‘alaan nuur (cahaya di atas cahaya) dalam indahnya Al Quran, sejuknya nilai-nilai agama.
b. Jadilah orang yang “sadar”, bangun dari “tidurnya”, bukan yang gagal paham terhadap nilai-nilai ke-ilahian.
sehingga mata bathinnya tertutup, ada penyakit hati
“fii quluubihim marodhun fadzaadahumulloohu marodhoo…”
Yang dapat menjaga lisan dan tulisannya secara santun sehingga tidak melukai jiwa manusia sekaligus melampaui syariat.
Rudi meneruskan dzikir dan tafakurnya…
berdoa dan berharap penuh bangsa ini keluar dari masalah dengan cara yang baik dan adil…berdoa agar para sahabat dan anak bangsa kembali ke jalan tuhannya.
Alloohummaj’alni mahbuuban fiika wa mahbuuban fii quluubinnaas ajma’in
(Ya, Allah jadikanlah diriku Yang Engkau sayangi dan disayangi oleh seluruh umat manusia)
#edisi mawas diri
NH Al Batawiy