Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walilla hil hamd, tepat 1 Syawal tahun 1442 H, atau 13 Mei 2021 dalam tahun masehi, umat muslim merayakan hari raya Idul Fitri. Sebelumnya, selama satu bulan penuh umat muslim telah berpuasa wajib di bulan Ramadhan. Walaupun masih dalam suasana pandemi, umat muslim Indonesia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk menempa diri beribadah kepada Allah SWT.

Dengan menerapkan protokol kesehatan, Yayasan Masjid Al Ikhlas menyelenggarakan sholat Idul Fitri 1442 H. Sebagai khatib Al Ustadz Mahlul Al Hazmi, Lc. menyampaikan tema tentang ketaqwaan. Judulnya menarik disampaikan dalam kalimat tanya, Idul Fitri : Sudahkah Kita Bertakwa?

Dalam khutbah tersebut beliau menerangkan betapa pentingnya mengidentifikasi ketakwaan dengan melihat perilaku dan kepribadian kita. Di antara banyaknya ayat yang menjelaskan tentang sifat-sifat orang yang bertakwa salah satunya dijelaskan dalam Q.S. Ali Imran ayat 134,

Artinya, “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”

Sifat pertama orang yang bertakwa adalah berjiwa sosial tinggi dan senantiasa berbagi kepada sesama.

Bulan suci Ramadhan telah mengajarkan kepada umat muslim untuk turut merasakan penderitaan saudara-saudaranya yang memiliki rezeki terbatas. Dengan menahan rasa lapar, umat muslim dapat melihat lebih jelas kenikmatan berbagi terutama di masa pandemi.

Sifat kedua yang dimiliki oleh orang yang bertaqwa adalah mampu menahan amarah dan mengendalikan emosi diri.

Sebagaimana dikatakan baginda Rasulullah SAW,

Dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Wahai Rasulullah tunjukkanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkan dalam surga.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata,“Jangan engkau marah, maka bagimu surga.” (HR. Thabrani dalam Al-Kabir. Lihat Shahih At-Targhib wa At-Tarhib, hadits ini shahih lighairihi).

Saat berpuasa, muslim tidak hanya diperintahkan untuk menahan rasa lapar, tetapi juga menahan amarah dan perkataaan yang tidak baik.

Sifat ketiga yang dimiliki oleh orang yang bertakwa adalah sifat pemaaf.

Ketika seseorang berbuat dosa karena meninggalkan kewajibannya ibadah atau melakukan maksiat kepada Allah SWT, apabila ia bertaubat dengan sungguh-sungguh, niscaya Allah SWT akan mengampuninya. Sebagaimana yang tertulis dalam Al Qur’an,

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az Zumar {39} : 53-54).

Dan Hadist Rasulullah SAW,

“Sesungguhnya Allah SWT senantiasa menerima taubat seorang hamba sebelum nyawanya sampai pada kerongkongan”. (HR. At Tirmidzi)

Namun berbeda ketika kita berbuat salah kepada manusia. Maka dosa dan kesalahan yang kita lakukan tidak akan terhapuskan sebelum kita meminta maaf kepada orang tersebut.

Sifat keempat yang dimiliki oleh orang yang bertaqwa adalah istiqomah dalam beribadah.

Sifat ini selaras dengan Hadist dari ‘Aisyah r. a. yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT adalah amalan yang terus dilakukan walaupun itu sedikit.”

Karena itulah ‘Aisyah r. a., keluarga serta sahabat baginda Nabi selalu berusaha merutinkan amalan-amalan mereka. Dan salah satu tanda apabila ibadah pada bulan Ramadhan telah diridhoi oleh Allah SWT, adalah diberi taufik dari Allah SWT kepada hamba tersebut untuk melakukan ibadah secara rutin.

Ramadhan akan selalu datang di setiap tahunnya, tetapi apakah kita berkesempatan bertemu kembali dengan Ramadhan, semua dalam kuasa Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Oleh karena itu, meski Ramadhan tahun 1442 H ini telah berlalu, mari kita pertahankan semangat beribadah. Menyambut bulan Syawal dengan penuh antusias, melanjutkan dan meningkatkan prestasi ibadah yang telah kita torehkan sebulan yang lalu. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala mempermudah usaha seluruh umat muslim di dunia.

SELAMAT IDUL FITRI 1442 H,

Taqoballahu minna wa minkum, Minal Aidzin Walfa’idzin, Mohon Maaf Lahir dan Bathin.

Jakarta, 7 Syawal 1442 H

A. P.