Ummu Suhaib, seorang wanita yang berasal dari Kuwait. Beliau dinikahi oleh seorang yang luar biasa, yaitu Abdurrahman bin Sumaith Rahimahullahu Ta’ala setelah beliau  menyelesaikan studinya di Universitas Bagdad, Irak (S1) dan Universitas Liverpool, Inggris (S2).

Suaminya melanjutkan studi S3 di Kanada, mereka berdua hidup dalam kesederhanaan, mereka aktif dalam amal-amal sosial untuk membantu kaum muslimin di berbagai tempat.

Sebenarnya Ummu Suhaib bukan orang yang miskin, beliau adalah orang yang kaya, mendapatkan warisan dari orang tuanya sangat banyak sekali, namun beliau infakkan seluruh harta itu untuk amal-amal sosial kebaikan.

Selama 5 tahun hidup di Kanada mereka hanya memiliki dua helai baju saja, satu untuk di pakai, satu lagi dicuci. Padahal kalau seandainya mereka mau, mereka bisa membeli ratusan baju, namun itu tidak mereka lakukan karena mereka sangat faham bahwa itu hanya kehidupan dunia yang sementara. Begitu juga suaminya, profesi sebagai dokter sangat menjanjikan, banyak tawaran dari rumah sakit besar, namun beliau menolaknya.

Mereka sering ke Negri Afrika hingga menetap disana untuk menyalurkan bantuan-bantuan sosial, membangun proyek-proyek dakwah disana,  Ketika itu mereka di Pedalaman Afrika, tidak ada lampu, di kelilingi oleh hutan belantara.

Sambil menatap bintang di langit,  Ummu Suhaib bertanya kepada suaminya : – Suaminya mengira Ummu Suhaib mau minta pulang ke Kuwait – namun sangkaan beliau keliru,

Ummu Suhaib bertanya : Wahai Suamiku, Kalau Allah mengampuni dosa-dosa kita dan kita masuk surga, apakah nanti kita bisa bahagia seperti saat ini yang kita rasakan?

Subhanallah, tidak ada keluh kesah sama sekali, padahal jika mereka mau hidup mewah di negara-negara maju sangat bisa, namun mereka memilih hidup di Afrika untuk berdakwah di Jalan Allah Ta’ala. Dan mereka sangat behagia dengan hal itu. Kebahagian yang hakiki, tidaklah itu dirasakan kecuali orang-orang yang memiliki iman yang luar biasa kepada Allah.

Dari mereka berdua lahir anak-anak yang shalih, yang taat kepada Allah Ta’ala.

Suatu ketika, suaminya mendapatkan hadiah dari Kerjaan Arab Saudi (Malik Faishol), hadiah tersebut karena beliau telah berjasa terhadap Islam, dan itu agenda rutin kerajaan Saudi Arabia.

Hadiahnya sekitar, satu juta riyal. 4 Milyar rupiah, namun beliau dan keluarganya berazam, untuk tidak mengambil seperserpun untuk keluarganya, semua diinfakkan di jalan Allah Ta’ala.

Selama puluhan tahun hidup di Afrika, dengan izin Allah, yang masuk Islam melalui wasilah beliau sebanyak 10 juta orang, mendirikan 1200 masjid, mengebor 2750 sumur, merawat 9000 anak yatim.

Wallahi, beliau meninggalkan kenikmatan dunia, untuk kenikmatan yang kekal abadi di Akhirat.

Ungkapan yang sangat layak untuk mereka :

وراء رجل عظيم امرءة عظيمة

Di balik laki-laki yang sukses, ada wanita berjiwa besar (yang membantunya) .

Ummu Suhaib sosok wanita yang sangat langka di zaman milenial ini. Dimana kebanyakan wanita senang dengan kekayaan, baju, perhiasan, bukan untuk memenuhi kebutuhan namun hanya untuk pamer dan berbangga-bangga. Allahul Mustaan

Semoga Allah merahmati mereka semua dan memasukkan mereka di Surga Allah Ta’ala

Diringkas dari Buku “Fi Suhbah Ash-Shumaith” oleh Dr. Fahd bin Abdul Aziz.

Repost: ✍️Abu Yusuf Akhmad Ja’far, Lc