Ibadah haji merupakan rukun Islam yang ke 5. Seluruh ummat Islam yang ada di dunia ini berharap ingin melaksanakan ibadah haji, tidak terkecuali bagi kita muslim yang tinggal di Indonesia.
Ibadah haji adalam impian sejak lama, bahkan dibeberapa negara muslim, pemerintahnya membuat program tabungan haji. Dimana bayi yang baru lahir sudah bisa didaftarkan haji.
Ibadah haji berbeda dengan ibadah-ibadah lainnya, seperti sholat, puasa, zakat dan lain sebagianya. Ibadah ini butuh persiapan fisik, mental dan finansial. Karenanya ibadah ini hanya diperuntukkan bagi mereka yang memiliki kemampuan. Baik kemampuan fisik, maupun kemampuan finansial.
Tidak kalah penting, ibadah ini tidak semudah yang kita bayangkan, ingin berangkat haji tidak bisa instan. Dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, maka ummat Islam yang ada di Indonesia harus bersabar menunggu giliran untuk berangkat haji. Ada dintara mereka yang menunggu beberapa tahun, belasan tahun, bahkan sampai ada yang menunggu berpuluh-puluh tahun.
Pantaslah jika Rasulullah shallallahu álaihi wasallam menjanjikan surga kepada mereka yang melaksanakan ibadah haji, sesuai dengan pengorbanan dan usaha mereka dalam melaksanakannya.
Beliau shallallahu álaihi wasallam bersabda :
والحَجُّ المَبْرُورُ ليسَ له جَزَاءٌ إلَّا الجَنَّةُ.
Tidak ada balasan untuk haji mabrur kecuali surga (Hr. Al Bukhari no. 1773)
Sejak pandemi covid 19 melanda seluruh dunia, maka melalui keputusan pemerintah dalam hal ini kementerian agama memutuskan untuk tidak memberangkat jama’ah haji Indonesia pada tahun ini. Ini semua dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya penyebaran virus covid 19.
Bagi mereka yang sudah mendaftar ataupun belum, tidak usah kecewa. Karena Rasulullah shallallahu álaihi wasallam mengajarkan kepada kita beberapa amalan, yang dimana pahala amalan tersebut setara dengan ibadah haji. Bukan berarti ketika melakukan amalan-amalan tersebut lalu kewajiban haji kita menjadi gugur, akan tetapi kewajiban haji akan tetap ada bagi mereka mereka yang memiliki kemampuan.
Diantara amalan-amalan tersebut adalah sebagai berikut :
- Berbakti kepada kedua orang tua
Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Hajar Al Haitami bahwa ada seorang laki-laki yang datang kepada Rasulullah shallallahu àlaihi wasallam, dia berkata :
“Aku mendambakan jihad di jalan Allah, tapi aku tidak memiliki kemampuan”
هل بَقِيَ من والديك أحدٌ ؟ قال : أُمِّي، قال : فَأَبْلِ اللهَ في بِرِّها، فإذا فعلتَ ذلك فأنت حاجٌّ، ومعتمِرٌ.
Rasulullah bertanya, apakah salah satu orang tuamu masih hidup? Laki-laki tersebut menjawab, Ibuku. Rasulullah bersabda : mintalah kepada Allah dengan berbakti kepadanya. Jika engkau melakukan demikian, maka engkau seperti seorang yang haji dan umrah.
(Lihat Az-Zawajir án Iqtiraf Al Kabair 2/74)
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan amalan yang utama dan dicintai oleh Allah subhanahu wata’ala setelah sholat tepat pada waktunya dan berjihad di jalan Allah. Sampai kapanpun anak cucu Adam tidak akan bisa membalas jasa dan kebaikan orang tuanya.
- Berdzikir setelah sholat subuh berjama’ah lalu sholat dhuha.
Diantara kewajiban setiap ummat Islam adalah melaksanakan sholat 5 waktu. Namun tidak semua orang istiqomah dalam melaksanakannya, berbagai alasan yang muncul ketika waktunya mendirikan sholat tiba. Sibuk, capek dan alasan-alasan lainnya. Apalagi sholat subuh, dimana orang terlelap dalam tidurnya harus bangun untuk melaksanakan sholat. Tapi bagi orang beriman, ini bukan sebuah beban, tapi kebutuhan akan jumpa dengan Allah subhanahu wata’ala. Beda dengan orang munafik, mereka sangat berat sekali untuk melakukannya, kalaupun mereka melakukannya itu karena ingin mendapatkan pujian dari orang lain.
Rasulullah shallallahu álaihi wasallam bersabda :
ليسَ صَلَاةٌ أثْقَلَ علَى المُنَافِقِينَ مِنَ الفَجْرِ والعِشَاءِ.
Tidak ada sholat yang paling berat bagi orang munafik kecuali subuh dan isya (Hr. Al Bukhari no. 657)
Karenanya, Rasulullah menjanjikan pahala setara dengan ibadah haji bagi mereka yang sholat subuh berjama’ah, kemudian duduk di masjid berdzikir kepada Allah subhanahu wata’ala.
مَن صَلَّى الفَجرَ في جَماعةٍ، ثمَّ قعَدَ يَذكُرُ اللهَ تَعالى حتى تَطلُعَ الشَّمسُ، ثمَّ صَلَّى رَكعَتينِ، كانتْ كأجْرِ حَجَّةٍ وعُمرةٍ، تامَّةٍ تامَّةٍ تامَّةٍ
Barang siapa sholat subuh berjama’ah, kemudia duduk berdzikir kepada Allah sampai terbitnya matahari, kemudian dia sholat dua rokaat, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah. Sempurna, sempurna, sempurna. (Hr. Tirmidzi no. 971)
- Sholat Berjama’ah di Masjid
Mereka yang terbiasa sholat berjama’ah di masjid berbahagialah, karena Rasulullah menjanjikan pahala sholat berjama’ahnya setara dengan pahala haji. Selain itu, langkah kaki pertama ke masjid menghapus kesalahan, langkah berikutnya mengangakat derajat. Tidak semua orang bisa melakukannya, hanya orang yang dekat dan mengharapkan ampunan Allah yang dengan semangat melakukannya.
Rasulullah shallallahu álaihi wasallam bersabda :
مَن مَشَى إلى صلاةٍ مكتوبةٍ في الجماعةِ ، فهي كَحَجَّةٍ.
Barang siapa yang berjalan menuju masjid untuk sholat berjama’ah, maka dia seperti mendapatkan pahala haji (Syaikh Al Bani shahih jami no. 6556)
- Mengikuti Majelis Ilmu di Masjid
Allah subhanahu wata’ala akan memudahkan jalan menuju surga bagi mereka yang keluar menuntut ilmu, ini diantara sekian banyaknya keutamaan orang yang menuntut ilmu. Apalagi di zaman sekarang sangat mudah bagi kita untuk mendalami ilmu. Dimana masjid-masjid memiliki perogram kajian atau pengajian yang ditentukan jadwal-jadwalnya dengan materi yang berbeda-beda. Maka, disayangkan jika kita melewatinya atau tidak mengikutinya. Karena Rasulullah shallallahu àlaihi wasallam menjanjikan pahala bagi mereka yang duduk di masjid untuk belajar maupun mengajar, dalam sabdanya :
مَنْ غدا إلى المسجدِ لا يريدُ إلا أنْ يتعلَّمَ خيرًا أو يعلِّمَه كان له مثلُ أجرِ الحاجِّ تامٍّ
Barang siapa yang pergi ke masjid, tidak ada keinginan lain melainkan untuk belajar kebaikan atau mengajar, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala haji sempura (Hr. Ibnu Hibban no. 2/229)
Semoga kita dapat mengamalkan apa yang dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu álaihi wasallam untuk diamalkan, agar kita kelak mendapatkan pahala sama seperti pahala haji. Amin ya robbal àlamin.[]
6 Dzulqa’dah 1442H / 18 Juni 2021
Oleh : Syarif Hidayat, M.Pd. (Wakasek / Guru SMP Islam Al Ikhlas)
