Syawal telah berlalu. Mungkin diantara kita sudah ada yang berhasil menamatkan puasa enam hari, mungkin juga masih ada yang tersandung kesibukan sendiri. Bagaimanapun, Syawal mengajarkan keistiqomahan setelah Ramadhan berakhir. Dan sampai saat artikel ini ditulis, bulan dalam kalender Hijriyah (penanggalan Islam) telah bergerak ke Dzulqa’dah.

Sebagian muslim yang terpaku pada kalender masehi menganggap bulan Dzul’qadah tak sering terdengar/disebut dalam banyak ceramah. Nama Dzulqa’dah juga tak sepopuler Ramadhan ataupun Syawal. Oleh karena itu mari berkenalan lebih dalam dengan bulan Dzulqa’dah.

Bulan Dzluqa’dah merupakan bulan ke-11 dalam kalender Hijriah. Bulan ini dapat disebut dengan Al-Qadah atau Al-Qidah. Dinamakan demikian karena orang-orang Arab terdahulu berdiam di tempatnya, tidak mengadakan peperangan, tidak pula bepergian selama bulan tersebut. Bulan Dzulqa’dah termasuk asyhurul hurum atau bulan yang diharamkan untuk berbuat maksiat, kerusakan maupun pembunuhan.

Hal ini sejalan dengan Wahyu Allah yang termaktub dalam Al Qur’an surat At Taubah ayat 36 :

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam bulan yang empat itu dan perangilah kaum musyrik itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kalian semuanya; dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa”.

Maka ada baiknya bila konsep tersebut diadopsi oleh umat muslim dunia guna memilah perilaku atau kebiasaan. Dalam ceramah singkat feed instagram ustadz Muhammad Nuzul Dzikri (@muhammadnuzuldzikri), selama bulan Dzulqa’dah setiap amal saleh yang dilakukan akan mendapat pahala yang dilipatgandakan oleh Allah SWT. Bulan ini adalah bulan yang istimewa untuk meningkatkan kebaikan dalam diri seorang muslim. Sebaliknya juga dijelaskan oleh para ulama, apabila melakukan maksiat di bulan-bulan haram maka dosa pun akan dilipatgandakan.

Merujuk pada At Taubah ayat 36, dimana terdapat penegasan dalam kalimat janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam bulan yang empat itu, Al Imam Qatadah berpendapat bahwa kezhaliman atau maksiat yang dilaksanakan di bulan-bulan haram (salah satunya Dzulqa’dah) maka dosanya akan lebih fatal dibandingkan bulan-bulan yang lain. Imam Ibnu Katsir juga menarasikan hal yang sama. Bahwa dosa di empat bulan haram akan dilipatgandakan oleh Allah. Jadi berhati-hati dengan perbuatan dosa di bulan-bulan haram.

Oleh sebab itu mari alihkan fokus pada perbuatan-perbuatan baik. Khususnya perbuatan yang telah Allah perintahkan. Beberapa amalan di Bulan Dzulqa’dah yang bisa dilakukan di antaranya menjalankan puasa, memperbanyak sedekah, menunaikan umrah, dan berbuat baik kepada orang lain (bersikap ramah, membantu mereka apabila sedang dalam kesulitan, dan lain sebagainya). Semoga Allah merahmati dan menjaga kita di setiap bulan, di sepanjang tahun. Karena sejatinya waktu juga merupakan hadiah yang bisa digunakan untuk menambah kualitas kita sebagai seorang hamba sekaligus sebagai manusia.[]

A. P.

Jakarta, 5 Dzulqa’dah 1442 H / 16 Juni 2021